Cerpen
Nina dan Caca
Bel
sekolah terdengar berdering, menandakan bahwa waktu pulang telah tiba. Nina
dengan cepat berlari menuju gerbang sekolah, menahan tangisannya yang
disebabkan oleh ejekan teman sekelasnya, Caca. Ia mengejek pekerjaan ayahnya
karena beliau sebatas penjual makanan di kantin sekolah. Menurut Caca, Nina
tidak pantas sekolah di sekolah mereka.
Setelah
berjalan sekian lama, Nina sampai di
rumahnya. Ia menyambut ibunya yang sedang menyapu di depan rumah. “Siang, Bu,”
sapa Nina dengan lesu. “Kamu kenapa, Nak?” tanya ibunya dengan baik. Nina pun
menceritakan kejadian di sekolahnya tadi, ia memberi tahu ibunya tentang
ejekan-ejekan yang ia dapat karena ayahnya adalah seorang penjual makanan
kantin. Dengan senyum yang sedih ibunya pun menasihatinya, “Nak, jangan
hiraukan ucapan dia. Gaji ayahmu tidak menentukan hakmu untuk bersekolah
dimanapun. Ingat itu.” Setelah mendengar nasihat dari ibunya, Nina merasa lebih
baik. Ia memutuskan untuk tidak menghiraukan temannya yang jahat itu.
Keesokan
harinya saat istirahat, Nina makan siang di kantin dengan sahabatnya . Setelah
istirahat selesai, mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan kegiatan belajar.
Ia menyadari bahwa Caca tidak berada di kelas. Ternyata, Caca sedang berada di
UKS akibat sakit perut karena tidak membawa bekal dan uang jajan. Nina merasa
kasihan, ia pun memutuskan untuk meminta
makanan dari ayahnya untuk diberikan kepada Caca. Setelah mengambil makanan di
kantin, ia langsung menuju UKS. Begitu sampai, ia melihat Caca terbaring di
atas salah satu kasur dengan muka yang pucat. “Ca, kamu belum makan, ya? Ini
aku bawain nasi goreng,” ujar Nina. “Wah? Ini beneran buat aku?” kata Caca yang
tak percaya. “Iya, sudah makan saja. Cepat sembuh, ya, Ca,” kata Nina sambal
tersenyum. Seketika, Caca merasa sangat bersalah. “Nin, maafin aku, ya. Aku
suka jahat sama kamu, tapi kamu tetep baik.” “Iya, Ca, gapapa. Aku maafin kok.
Kamu jangan gitu lagi, ya.”
Sejak
saat itu, Caca tidak pernah lagi mengejek Nina atau ayahnya. Ia merasa sangat
bersalah karena walaupun ia bertindak jahat terhadap Nina, Nina selalu bersedia
membantunya jika ia sedang dalam kesulitan. Nina dan Caca pun akhirnya berteman
dengan baik.
Komentar
Posting Komentar