Judul: Fatimah az-Zahra – Kerinduan dari Karbala
Pengarang: Sibel Eraslan
Penerbit: Kaysa Media
Jumlah Halaman: sekitar 500 halaman
Sinopsis: Buku
ini bercerita tentang Baginda Fatimah binti Rasulullah. Salah satu dari empat penghuni
surga. Seorang dari empat pemimpin wanita di surga sesuai sabda Rasulullah saw.
Pada suatu ketika. Saat Nabi Adam tengah berjalan-jalan di surga. Ia melihat
ada wanita yang duduk di singgasana penuh dengan taburan mutiara dan permata.
Adam as bertanya kepada Allah siapa gerangan wanita cantik ini. Allah pun
menjawab bahwa ia adalah salah satu dari keturunannya kelak. Ayahnya adalah nur
yang telah diciptakan jauh sebelum Adam diciptakan. Mahkotanya adalah Ali bin Abi
Thalib, suaminya. Sedang kedua antingnya adalah Hasan dan Husein,
putra-putranya. Kisah dalam buku ini berawal tentang seorang penyair bernama
Zebun bin Mestan yang menulis Diwan az Zahra sebagai bukti kerinduannya dan kecintaannya kepada Baginda Fatimah.
Tulisannya itu benar-benar disukai oleh semua orang termasuk sultan. Namun
musibah tiba-tiba menimpanya sehingga seluruh tulisannya, isi hatinya, Diwan az
Zahranya, harus hilang selamanya. Saat itulah banyak yang mengaku sebagai
penulis Diwan az Zahra. Ada empat puluh orang dan salah satunya adalah Zebun
bin Mestan sendiri. Ia dipenjarakan karena dianggap telah melakukan tindakan
tidak terpuji karena mengaku sebagai pengarah Diwan az Zahra. Sang sultan pun
memberi kesempatan kepada Zebun bin Mestan untuk membuktikan bahwa dirinya
benar-benar pengarang diwan itu. Selama empat puluh hari, di tengah kota dengan
lemparan kehinaan dan tatapan mengejek dari warga kota.
Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan
buku ini terletak pada kemahiran Sibel Eraslan dalam membuat alur cerita. Kisah
di atas kisah telah memberi nuansa baru bagi pembaca untuk mengenang Baginda
Fatimah az Zahra. Adapun kekurangan buku ini mungkin terletak di tatanan bahasa
dan majas yang kurang mudah dipahami mengingat buku ini adalah terjemahan.
Nilai Moral yang Dapat Diambil: 1. Kita harus bersederhana
2.
Kita harus rela berkorban demi agama
3.
Kita harus bermurah hati
Komentar
Posting Komentar